Miss-V adalah organ yang memang paling sensitif sehingga begitu rentan terkena penyakit, apalagi yang letaknya yang berdekatan dengan anus. Oleh karena hal tersebut, Organ intim wanita ini harus selalu dijaga kebersihannya dengan cara perawatan yang baik dan benar. Untuk itu, penting bagi kaum hawa untuk mengetahui bagaiman keadaan Miss-V yang sehat.
Berikut ini adalah ciri atau tanda kalau Miss-V dalam keadaan sehat. dr. Ryan Thamrin dalam ‘Dr Oz Indonesia’ mengungkapkan tiga indikator untuk memeriksa sendiri keadaan Miss-V, kamu bisa mengecek kesehatan Miss V-mu sendiri, lho. Jangan lupa cuci tangan yaa.
1. Kadar kelembapan
Menjaga kelembaban di area Miss-V adalah cara ampuh untuk mencegah terjadinya infeksi yang tidak diharapkan. Kelembaban ideal bagi Miss-V adalah sekitar pH 3,8-4,2.
“Caranya mudah, masukkan jari kelingking ke dalam mulut dan sentuh dinding mulut Anda. Rasakan kelembabannya. Seperti itulah kira-kira kelembaban normal Miss-V,” jelas dr. Ryan Thamrin
Tingkat keasaman tersebut akan membuat bakteri baik (lactobacillus) bisa hidup subur, sementara bakteri patogen akan mati sehingga miss V terhindar dari infeksi. Untuk menjaga Keseimbangan ekosistem alami Miss-V, ibu sangat perlu untuk selalu menjaga kebersihan vagina, serta menjaga wilayah vagina tetap kering.
Kelembapan bisa berkurang karena beberapa hal antara lain menopause. Bila kelembapan berkurang, tidak perlu terlalu dipermasalahkan, kecuali bila Anda merasa keadaan ini mengganggu hubungan intim Anda dengan pasangan. Adapun solusi untuk mengatasi masalah kurang lembabnya vagina antara lain dengan menggunakan lubrikan (pelumas buatan), konsumsi produk kedelai dan vitamin E.
2. Bau
Normalnya vagina tidak berbau, namun bila muncul bau tidak sedap seperti bau anyir, ada kemungkinan telah terjadi infeksi jamur dan bakteri.
Ahli kesehatan dr. Sara Gottfried, M.D menjelaskan untuk mengetahui apakah aroma Miss V normal atau memiliki gangguan, bisa dilihat dari kadar asam (pH) di cairan vagina. “Selama siklus menstruasi, ada waktu tertentu di mana vagina memiliki perubahan aroma. Banyak wanita yang menyadarinya setelah menstruasi berakhir. Aroma tersebut berkaitan dengan asam di dalam vagina,”.
Dokter yang berpraktik di The Gottfried Center for Integrative Medicine California menjelaskan, “Saat mengalami menstruasi, darah yang dikeluarkan memiliki pH 7.4. Inilah yang membuat aroma vagina menjadi menyengat dan amis. Tetapi kondisi tersebut masih normal,”
3. Lendir atau cairan yang keluar
Normal tidaknya lendir atau cairan yang keluar dari vagina bisa dilihat dari warna dan kepekatannya. Normalnya, lendir berwarna bening dan kepekatannya seperti baby oil atau putih telur. Biasanya terjadi menjelang masa subur dan di saat masa subur.
Bila warnanya putih dan lebih pekat seperti body lotion, masih tergolong normal karena biasa terjadi setelah ovulasi atau masa subur berakhir atau ketika terangsang secara seksual.
Keadaan yang tidak normal adalah ketika cairan yang keluar kental dan warnanya kekuningan, kehijauan, atau kecoklatan, karena telah terjadi peradangan serta infeksi bakteri dan jamur.
Penyebabnya antara lain penggunaan obat antibiotika dalam waktu lama, sehingga keseimbangan flora normal terganggu. Bisa juga karena sistem kekebalan tubuh yang tidak bekerja sebagaimana mestinya, penggunaan pil KB, atau hubungan seks yang tidak sehat.
“Pada umumnya, para wanita pernah mengalami keadaan yang tidak normal. Tapi bila ini terjadi pada Anda, ada baiknya segera konsultasikan dengan dokter. Selain itu, konsumsi minuman yang mengandung probiotik bisa membantu menjaga keseimbangan flora normal di daerah kewanitaan,” saran dr. Ryan Thamrin.