
Alat kontrasepsi memiliki berbagai macam jenis, salah satunya alat kontrasepsi hormonal, seperti pil KB. Di Indonesia sendiri, pil KB atau pil Keluarga Berencan cukup banyak diminati kaum hawa, karena terbukti lebih efektif dan penggunaannya sangatlah mudah.
Ketika dikonsumsi dengan tepat, pil KB dapat mencegah kehamilan hingga lebih dari 99 persen. Artinya dari 1000 wanita yang mengonsumsi pil KB sebagai metode kontrasepsi, kurang dari sepuluh orang yang mengalami kegagalan berupa kehamilan. Namun di balik efektivitas pil KB tersebut, adakah risiko bagi penggunanya?
Banyak yang mengungkapkan, kendati pil KB jadi salah satu penyebab kanker serviks terbilang kecil, tapi ada hal lain yang juga membuat banyak wanita takut mengkonsumsi pil KB.
Beberapa alasan wanita mengapa takut menggunakan pil KB, diantaranya soal efek samping tubuhnya yang melar, rahim kering, hormon tidak seimbang, hingga menjadi penyebab kanker serviks dan kanker payudara.
Melihat berita yang beredar di kalangan masyarakat semakin simpang siur, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Boy Abidin mengatakan pil KB adalah alat kontrasepsi yang sering disalahpersepsikan.
“Banyak informasi dan mitos yang berkembang masih simpangsiur, hingga para wanita merasa khawatir untuk menentukan pilihannya,” ujar Boy di acara diskusi media ‘Your Body, Your Life, Your Decision’, Fakta dan Mitos Pil Kontrasepsi di Double Tree Hilton Hotel, Jakarta, Selasa (24/5).
Padahal, penggunaan pil KB adalah metode kontrasepsi paling mudah.
“Banyak perempuan takut menggunakan pil kontrasepsi hormonal karena takut sulit hamil, gemuk, dan kanker. Padahal hal tersebut tidak benar. Menurut penelitian yang telah dilakukan, penggunaan pil kontrasepsi hormonal tidak menyebabkan efek negatif pada tingkat kesuburan,” terang dia.
Tak hanya itu, Boy menjelaskan tidaklah benar juga bila semua pil kontrasepsi menyebabkan penambahan berat badan. “Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa penambahan berat badan bukan disebabkan oleh pemakaian pil kontrasepsi namun karena faktor usia dan pola diet serta kurangnya aktifitas fisik,” jelasnya.
Sebaliknya, penggunaan pil kontrasepsi dapat menurunkan risiko kanker ovarium dan endometrial. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa risiko kanker menurun pada perempuan yang menggunakan pil kontrasepsi untuk jangka waktu panjang. Penelitian juga menunjukkan bahwa adanya penurunan risiko kanker endometrial sebesar 50% pada perempuan yang menggunakan pil kontrasepsi.
Kontrasepsi oral atau pil KB, menurut Boy merujuk pada pil kontrasepsi kombinasi yang berisi kandungan tak hanya hormon estrogen, tetapi juga progestin. Kombinasi hormon tersebut memberikan efek penundaan kehamilan dan mempertahankan siklus menstruasi teratur.