Benarkah Otak Perempuan Akan Membesar Saat Haid?

Haid pada perempuan biasanya berlangsung selama 3-7 hari dalam satu bulan. Selain itu adanya siklus menstruasi wanita yang datang di setiap bulan rupanya melahirkan fakta unik terbaru. Dalam sebuah studi penelitian dari jerman yakni Claudia Barth, lulusan Human and Brain Sciences di Max Planck Institute, Jerman, menyatakan bahwa otak wanita akan berkembang lebih besar saat siklus menstruasi hadir.
Hal itu terjadi karena adanya fluktuasi hormon estrogen yang memengaruhi hippocampus yaitu daerah otak yang merupakan pusat ingatan, suasana hati, dan emosi.

Penelitian tersebut dilakukan Barth kepada 30 wanita. Ia mengukur tingkat hormon estrogen di dalam darah. Ia juga melakukan scan MRI pada otak mereka, di mana hasil dari scan tersebut akan digunakan untuk mengukur volume otak setiap perempuan.

Hasilnya, setiap kadar hormon estrogen meningkat, hippocampus rupanya juga ikut meningkat.

Namun, Barth mengatakan, belum jelas apakah ada pengaruh antara peningkatan volume hippocampus dengan perilaku perempuan saat siklus menstruasi.

“Pada siklus, studi ini telah terbukti bahwa tidak hanya struktur otak saja yang berubah, tapi juga perilaku di siklus bulanan,” kata Barth.

Untuk itu, dibutuhkan studi lebih lanjut apakah hal serupa juga terjadi pada manusia atau tidak. Para peneliti mengatakan bahwa mereka akan melakukan langkah selanjutnya dengan percobaan kepada jumlah partisipan yang lebih besar guna meneliti hubungan perubahan volume hippocampus dengan perilaku.

“Jika memang ditemukan bahwa siklus tersebut mengubah perilaku perempuan.” kata Barth, “maka itu adalah waktu yang tepat bagi perempuan untuk melakukan terapi.”

Barth menungkapkan, tujuan keseluruhan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki hubungan antara perubahan volume otak dengan sebuah kondisi bernama Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD). PMDD bisa memengaruhi suasana hati serta kecemasan seorang wanita pada saat menjelang hari menstruasi. Hal ini terjadi pada satu dari 12 wanita.

“Untuk mendapat pemahaman yang lebih baik dari gangguan ini, kami harus menemukan terlebih dahulu bagaimana ritme bulanan otak seorang wanita,” kata Julia Sacher, kolega dari Barth.

“Baru setelahnya kita bisa mengungkapkan perbedaan seseorang yang terkena dampak PMDD.”

Sumber : CNNIndonesia.com