Dapatkah Memiliki Anak Setelah Pengobatan Kanker Serviks?

Banyak wanita yang merasa khawatir ketika mereka terkena penyakit kanker serviks. Karena kemungkinan untuk bisa memiliki anak adalah sangat kecil. Apalagi bagi wanita yang baru saja berumah tangga, ia pasti akan merasa sangat cemas akan hal tersebut. Namun apakah benar jika melakukan pengobatan kanker serviks bisa memiliki anak?

Virus HPV penyebab kanker serviks secara tidak langsung dapat berdampak pada kesuburan.

Hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV. Wanita yang terdiagnosis mengidap kanker serviks pada umumnya merasa khawatir bahwa mereka tidak dapat memiliki keturunan lagi. Namun sebenarnya virus HPV tidak mengakibatkan kemandulan secara langsung. Hal yang berisiko menyebabkan kemandulan adalah penanganan kanker serviks. Meski demikian, ada cara yang dapat dilakukan untuk tetap dapat memiliki anak.

Gangguan Kesuburan Pasca-Penanganan Kanker Serviks

Selain mematikan sel-sel kanker, penanganan kanker serviks  berisiko berpengaruh pada kemampuan wanita memiliki keturunan.

Penanganan kanker serviks

Untuk kasus kanker serviks yang belum tergolong parah, bisa ditangani dengan operasi radical trachelectomy yaitu hanya leher rahim saja yang diangkat sedangkan rahim dan ovarium dibiarkan. Ini memungkinkan wanita untuk hamil di masa yang akan datang.

Pada stadium lebih lanjut, penanganan kanker serviks umumnya dilakukan dengan histerektomi atau pengangkatan rahim, atau bisa juga dengan kemoterapi dan radioterapi untuk mematikan sel-sel kanker. Sebagai konsekuensi, histerektomi  membuat wanita tidak dapat mengandung lagi.

Sementara itu, radioterapi berpotensi membunuh sebagian atau bahkan semua sel-sel telur di ovarium sehingga menyebabkan menopause dini. Jika semua sel telur telah mati akibat radiasi, maka tidak bisa terjadi kehamilan lagi. Rahim wanita yang terus-menerus terpapar sinar radiasi juga lebih berisiko mengalami kelahiran prematur dan keguguran akibat bekas luka dan berkurangnya aliran darah ke rahim. Obat-obatan kemoterapi juga berpotensi merusak sel-sel telur di dalam ovarium sehingga risiko keguguran pun lebih tinggi.

Penanganan sel prakanker penyebab kanker serviks

Sel prakanker yang dideteksi melalui pap smear dapat ditangani dengan pengangkatan leher rahim sepenuhnya (trakelektomi), biopsi kerucut, LLETZ (large loop excision of transformation zone), terapi laser, koagulasi, atau cryotherapy.

Meski risiko yang diakibatkan penanganan sel prakanker tidak sebesar penanganan kanker serviks, namun prosedur-prosedur tersebut bisa berpengaruh pada kekuatan otot serviks. Serviks yang lemah dapat meningkatkan risiko keguguran dan kelahiran prematur. Selain itu, juga terdapat risiko bayi lahir dengan berat badan kurang dari normal. Cari tahu lebih lengkap mengenai penanganan sel abnormal atau prakanker serviks.

Usaha Agar Tetap dapat Memiliki Anak

Pengidap kanker serviks dapat berusaha untuk memiliki anak dengan metode-metode berikut ini.

Deteksi dini

Wanita yang menjalani penanganan sel-sel abnormal yang berisiko kanker serviks umumnya memiliki peluang lebih besar untuk tetap memiliki keturunan dibandingkan mereka yang menjalani penanganan kanker serviks. Sehingga cara efektif yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pap smear secara teratur untuk mendeteksi sel abnormal dan mencegah terjadinya kanker serviks.

Menjaga sel telur

Jika perlu menjalani proses histerektomi, dokter dapat meninggalkan ovarium agar tidak ikut diangkat. Proses ini membuat Anda tetap dapat memiliki keturunan dari sel telur sendiri. Sel telur juga dapat dipertahankan sebelum proses kemoterapi dan radioterapi. Berikut ini adalah beberapa pilihan teknik yang dapat dilakukan.

  • Transposisi ovarium. Upaya untuk menghindarkan ovarium sejauh mungkin dari paparan radiasi dilakukan dengan proses bedah untuk memindahkan posisi ovarium ke atas area panggul.
  • Membekukan sel-sel telur. Proses ini dilakukan sekitar sebulan sebelum kemoterapi atau radioterapi. Metode ini dijalankan dengan suntikan harian untuk menstimulasi ovarium. Beberapa minggu kemudian, sel-sel telur dari ovarium diambil dengan proses bedah kecil. Sel-sel telur ini kemudian dibekukan hingga saatnya dibutuhkan untuk menjalani prosesIVF (in vitro fertalization) atau bayi tabung. Teknik ini masih dalam tahap pengembangan karena tingkat kesuksesannya yang masih terbatas.
  • Membekukan embrio. Proses ini juga menggunakan proses pembekuan sel. Namun pembekuan dilakukan setelah sel telur dibuahi dengan sperma pasangan Anda. Embrio yang terbentuk kemudian dibekukan hingga waktunya nanti digunakan ketika Anda siap untuk memiliki anak. Proses ini umumnya memiliki tingkat kesuksesan lebih tinggi dibandingkan pembekuan sel telur saja.

Adopsi

Adopsi atau mengangkat anak memungkinkan Anda untuk tetap dapat memberikan kasih sayang kepada seorang anak dan baik dipertimbangkan sebagai salah satu opsi.

Melalui konsultasi dan penanganan yang tepat, Anda tetap dapat memiliki anak meski terdiagnosis mengidap kanker serviks. Pap smear atau pemeriksaan leher rahim secara teratur merupakan langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kanker serviks.

Sumber : alodokter.com