Deteksi Dini Kanker Serviks Kini Lebih Mudah Dengan Testpack

Jika biasanya testpack digunakan seorang wanita untuk mendeteksi apakah ia hamil atau tidak, kini dunia teknologi kesehatan tengah dihebohkan dengan penemuan testpack terbaru untuk mendeteksi kanker serviks.

Penemuan ini digagas oleh peneliti dunia mengingat banyaknya kasus kanker serviks yang dialami oleh kaum hawa. Bahkan sekarang ini tak tanggung-tanggung lagi, tingginya kasus kanker serviks di Indonesia membuat WHO menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penderita kanker serviks terbanyak di dunia.

Tentu jika penemuan ini sukses, testpack tersebut akan sangat membantu wanita Indonesia untuk melakukan deteksi dini kanker serviks.

Selain membantu masyarakat dunia khususnya para wanita untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan dini kanker serviks, penelitian testpack ini juga diharapkan nantinya dapat menurunkan angka kematian, khususnya pada daerah dengan infrastruktur medis yang terbatas.

Apalagi setiap harinya di Indonesia ada sekitar 40 wanita yang terdiagnosa menderita kanker serviks, dan 20 wanita diantaranya meninggal karena kanker serviks.

Peneliti Purdue mengembangkan strip tes ini untuk membantu mendeteksi kanker serviks. Strip tes ini berbentuk mirip dengan tes pack kehamilan yang umum ditemui sekarang ini.

Testpack kanker serviksAlat ini bisa mendeteksi adanya kanker serviks dengan cara perubahan warna strip dalam waktu 15-30 menit. Perubahan warna ini menunjukkan adanya protein tertentu yang terkait dengan kanker serviks.

Tak dimungkiri kalau sekarang ini kanker serviks adalah kanker paling umum yang menyerang perempuan. Namun sayangnya, jenis kanker ini sering terlambat dideteksi.

The World Cancer Research Fund International mengatakan, sekitar 84 persen kasus kanker serviks ini terjadi pada perempuan di negara-negara terbelakang.

Kanker serviks ini biasanya dideteksi berdasarkan adanya human papillomavirus atau HPV. Mengutip WVXU, namun dokter mengungkapkan bahwa tes yang selama ini ada masih belum bisa tepat 100 persen untuk menentukan apakah seseorang terserang kanker serviks atau tidak.

“Bidang kesehatan ini benar-benar membutuhkan cara tambahan untuk menguji kanker serviks. Mereka butuh adanya tes yang bisa mendeteksi kanker serviks di banyak negara berpenghasilan rendah dan rendah,” kata Jospeh Irudayaraj, seorang profesor teknik biologi di Purdue School of Agricultural and Biological Engineering.

“Di negara-negara berpenghasilan tinggi, sangat penting untuk mendapatkan tes selain HPV karena kemampuannya untuk melengkapi deteksi kanker serviks.”

Dalam perkembangannya, peneliti mepikir bahwa tes ini bisa membantu mendeteksi jenis-jenis kanker dan penyakit lainnya, termasuk patogen infeksius.

SUMBER