Ini Dia 10 Kabar Hoax Seputar HPV Penyebab Kanker Serviks

Seperti kita tahu, penyebab kanker serviks atau kanker leher rahim adalah human paillomavirus atau biasa dikenal dengan singkatan HPV. Selama ini yang kita tahu virus ini dapat tertular lewat hubungan seksual, tetapi nyatanya sampai saat ini pengetahuan tepat mengenai virus ini masih simpang siur.

Menurut hasil survei yang digelar Jo’S Cervical Cancer Trust, seperti dilansir dari Cosmopolitan, faktanya 51 persen partisipan perempuan tidak tahu pasti mengenai infeksi HPV yang berisiko jadi penyebab kanker serviks.

Oleh karenanya, ada beberapa mitos yang kemudian tidak sepenuhnya benar dan dipercaya. Berikut beberapa di antaranya, dikutip dari www.cnnindonesia.com!

1. Virus HPV ini merupakan kasus langka

Justru sebaliknya. Virus ini termasuk biasa, dan faktanya ada empat dari lima orang (80 persen) yang terkena virus ini di sepanjang hidup mereka. Ini menandakan virus ini bukanlah langka.

2. HPV merupakan suatu virus yang patut dicemaskan

Tidak juga, karena ada sekitar lebih dari 100 virus HPV dan mestinya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, setidaknya ada 13 jenis yang berisiko dapat menyebabkan kanker. Ini ‘dapat’, bukan ‘akan’. Dalam beberapa kasus, ada jenis virus yang tidak berbahaya. Inilah pentingnya pap smear untuk mengetahui sel abnormal sebelum berkembang jadi penyebab kanker serviks.

3. Akan tahu ketika sudah terkena virus

Ini tidak benar. HPV pada umumnya tak menunjukkan gejala atau sulit diketahui ketika seseorang telah terkena virus. Dengan mengikuti tes pap smear, infeksi HPV dan abnormal lainnya akan dapat diketahui dan diobati.

4. Hanya yang kerap berganti pasangan yang kena HPV

Tidak juga. Seseorang dapat terkena HPV saat pertama kali berhubungan seksual, karena HPV menular ketika kulit bersentuhan di bagian alat kelamin. Jadi, jika berganti-ganti pasangan kemungkinannya lebih besar, akan tetapi satu orang pasangan juga berisiko terkena virus.

5. HPV adalah virusnya anak muda

Siapapun bisa terkena virus ini, terutama yang berhubungan seksual aktif. Memang lebih banyak kena anak muda, akan tetapi , sistem kekebalan tubuh biasanya dapat mengatasi infeksi ini. Penting mengetahui bahwa HPV dapat berada di tubuh dalam wkatu yang lama, sehingga bisa terbawa virus dan tak mengetahui gejalanya. Oleh karenanya sangat dianjurkan untuk melakukan tes pap smear.

6. Tidak akan terkena virus kalau sehat

Sistem kekebalan tubuh bertangungjawab untuk memerangi infeksi HPV, sehingga seseorang yang sehat lebih efektif melawan HPV. Konsumsi makanan sehat, berolahraga, dan lebih penting lagi berhenti merokok akan sangat membantu. Namun, bagaimanapun , HPV dapat mempengaruhi siapapun yang aktif berhubungan seksual, bahkan yang tergolong sehat sekalipun. Jadi tidak mengurangi kemungkinan terkena risiko.

7. Jika gunakan kondom tidak terkena HPV

Sayangnya ini tidak sepenuhnya benar. Menggunakan kondom hanya akan mengurangi risiko terkena virus, akan tetapi HPV dapat hidup di kulit sekitar area genital, yang tidak terlindungi kondom. HPV dapat menular melalui kontak seksual termasuk sentuhan, atau sentuhan alat kelamin dengan alat kelamin, oral, atau seks anal.

8. Tak ada hubungan antara merokok dan infeksi HPV

Merokok justru adalah faktor utama penyebab kanker serviks. Jika seseorang merokok, sistem kekebalan tubuh di sekitar sel serviks akan lemah, membuatnya sulit mencegah tubuh kena infeksi HPV.

9. Vaksin akan membuat diri terhindar dari HPV

Vaksin HPV membuat tubuh terlindungi hingga 70 persen dari penyebab kanker, tetapi tidak sepenuhnya. Oleh karenanya pap smear penting meskipun sudah atau belum divaksin untuk mengetahui ada sel abnormal.

10. Jika terkena HPV berarti akan terkena kanker

Benar adanya jika 99,7 persen kanker serviks disebabkan oleh HPV, akan tetapi belum tentu orang dengan HPV akan terkena kanker. Pada banyak kasus, orang yang terkena HPV justru dapat hidup tanpa masalah. Untuk pastinya, seseorang mesti memeriksakan diri pada dokter untuk mengetahui apakah terkena kanker serviks atau tidak.