Bukan rahasia jika kebanyakan orang menganggap bahwa darah menstruasi sebenarnya adalah darah kotor yang perlu dikeluarkan dari dalam tubuh kita. Benar bahwa bersama darah menstruasi, tubuh mengeluarkan unsur-unsur yang tidak terpakai. Tetapi sebenarnya darah menstruasi yang ada adalah darah yang sama seperti darah yang mengalir di dalam tubuh kita.
“Tidak ada itu darah kotor. Menstruasi adalah siklus bulanan yang terjadi secara fisiologis. Ditandai dengan keluarnya darah dari rahim akibat luruhnya lapisan dinding rahim bagian dalam yang banyak mengandung pembuluh darah,” kata Spesialis Gizi Klinis Departemen Gizi FKUI-RSCM, Dr. dr. Inge Permadhi, MS, SpGK seperti dikutip dalam liputan6.com
Dalam siklus ini, lanjutnya, wanita akan kehilangan pasokan darah bersih yang mengandung hemoglobin. Dan bila kehilangan banyak zat besi akan membuatnya lemas sepanjang hari.
Sedangkan darah kotor bisa disebabkan karena ginjal mengalami kemampuan untuk membuang racun dari dalam darah. Akibatnya, racun tersebut menumpuk dalam darah dan menyebabkan kondisi medis yang bisa dikatakan buruk.
Darah kotor (kondisi darah yang tidak sehat) masuk ke dalam kategori darah kotor yaitu kondisi darah yang banyak mengandung toksin. Darah kotor juga bisa mengacu pada kondisi darah yang mengalami penyumbatan yang diakibatkan oleh darah statis. Kondisi darah kotor ini bisa mempengaruhi peredaran darah secara keseluruhan.
Umumnya darah kotor ditandai dengan munculnya jerawat, bisul, sakit kepala yang terbilang cukup sering dan yang terakhir adanya ruam merah pada kulit.