Ketahui Perubahan Hormon Wanita Saat Menstruasi

Menstruasi pada wanita biasanya disertai dengan gejala PMS (PreMenstrual Syndrom), bila wanita sedang mengalami PMS emosi dan sikap wanita akan menjadi lebih sensitif. Namun selain itu juga ada beberapa penyebab kenapa wanita lebih sensitif di saat menstruasi, yaitu adanya perubahan hormon wanita. Berikut ini adalah urutan perubahan hormon yang terjadi sebelum dan saat wanita menstruasi menurut Serdar Bulun M.D. dari Northwestern University; Robert Casper M.D. dari University of Toronto, Nicholas Panay MRCOG dari Chelsea & Westminster Hospital, London.

1. Empat minggu sebelum menstruasi

Satu bulan sebelum menstruasi, kelenjar pituitari yang ada pada otak melepaskan follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) dalam aliran darah. Pelepasan dua hormon tersebut merupakan isyarat bagi ovarium untuk melepaskan sel telurnya. Ketika pesan di terima maka ovarium akan melepaskan sel telur yang paling dewasa ke saluran indung telur (tuba falopi).

Dibutuhkan waktu beberapa hari bagi sel telur untuk mencapai rahim dari saluran indung telur, dan selama perjalanan tersebut produksi estrogen dalam ovarium mengalami peningkatan untuk mempersiapkan penebalan dinding rahim sebagai tempat embrio menempel jika terjadi pembuahan.

2. Dua minggu sebelum menstruasi

Ketika rahim mempersiapkan jaringan dan asupan darah, indung telur mulai melepaskan hormon progesteron yang bisa berpengaruh pada meningkatnya suhu tubuh beberapa derajat serta melebar nya saluran ASI pada payudara sehingga terasa sedikit nyeri saat tersentuh atau terlihat lebih besar.

Adanya hormon progesteron memungkinkan munculnya gangguan sirkulasi kimia pada otak termasuk hormon seretonin yang berhubungan dengan mood, akibatnya emosi seorang wanita cenderung mudah marah dan sensitif.

Kondisi inilah yang kemudian dikenal dengan PMS (Premenstrual Syndrome).  Meski demikian masing-masing wanita bisa mengalami kondisi yang berbeda terkait PMS.

Selain itu, selama mempersiapkan rahim kerja sama hormon estrogen dan progesteron  menyebabkan usus dalam kondisi rileks sehingga produksi gas meningkat dan cenderung kembung.  Hal ini juga erat kaitannya dengan keinginan seorang wanita untuk terus makan pada fase ini.

3. Saat Menstruasi

Ketika sudah memasuki satu bulan dan sel telur tidak juga dibuahi, maka produksi hormon esterogen dan progesteron mulai menurun. Pada saat yang sama uterus mulai melepaskan hormon prostaglandin. Hormon tersebut membatu dalam pelepasan jaringan dan darah ekstra yang menumpuk pada rahim.

Hormon ini mendorong otot rahim untuk berkontraksi sehingga perut terasa sakit hingga menimbulkan mual pada sebagian wanita. Otot rahim yang berkontraksi berfungsi dalam mendorong dan mengeluarkan lapisan dinding rahim yang menebal sebelumnya agar luruh menjadi darah menstruasi.

4. Saat menstruasi berakhir

Saat menstruasi berakhir keadaan emosi yang terjadi akibat ketidakseimbangan hormonal akan berakhir dengan sendirinya. Meski begitu indung telur akan mulai lagi melepaskan sel telurnya sehingga terjadi fase – fase menstruasi seperti sebelumnya.