Mendeteksi Sel Abnormal Penyebab Kanker Serviks

Penyebab kanker serviks memang banyak, salah satunya adalah tidak adanya perhatian khusus dari wanita terhadap kesehatan mereka. Penyakit kanker serviks dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan rutin. Perkembangan awal kanker serviks bermula dari sel abnormal merupakan suatu proses yang umumnya terjadi tanpa gejala apapun. Pemeriksaan secara teratur juga dapat mendeteksi ketidaknormalan pada sel – sel serviks yang bisa berpotensi berkembang menjadi kanker.

Hasil Pap Smear yang Tidak Normal

Pap smear atau liquid based cytology (LBC) adalah tes yang paling efektif untuk mendeteksi kanker serviks. Tes ini disarankan untuk dilakukan sekali dalam tiga tahun untuk wanita berusia 25-49 tahun dan sekali dalam lima tahun untuk wanita berusia 50 tahun ke atas.

Hasil pap smear yang tidak normal terkait perubahan pada sel serviks dapat dikategorikan seperti berikut:

Perubahan ringan. Sel tidak mengalami perubahan signifikan dan dapat kembali normal dengan sendirinya. Namun Anda disarankan untuk menjalani salah satu dari 2 alternatif:

  • Tes virus HPV.
  • Pap smear tiap enam bulan sekali sebanyak 2 – 3 kali, untuk memastikan sel telah kembali normal.

Jika virus HPV terdeteksi atau tes-tes pap smear berikut masih tidak normal, maka Anda perlu menjalani kolposkopi. Jika HPV tidak terdeteksi atau tes pap smear berikut normal, Anda akan disarankan untuk menjalani pemeriksaan kembali tiga tahun setelahnya.

Perubahan menengah hingga parah. Jika perubahan yang terjadi pada sel cukup signifikan, maka pengidap akan disarankan untuk menjalani pemeriksaan kolposkopi. Prosedur ini bertujuan mengonfirmasi keberadaan sel yang berisiko menjadi kanker atau disebut cervical intra-epitheial neoplasia/CIN).

Penanganan secara lanjut harus dilakukan jika hasil tes menemukan adanya sel kanker pada leher rahim. Anda dapat membaca lebih lanjut tentang penanganannya di laman pengobatan kanker serviks.

Pemeriksaan Kolposkopi

Kolposkopi adalah pemeriksaan yang menggunakan kolposkop, yaitu sejenis mikroskop, untuk melihat keseluruhan leher rahim secara lebih mendetail. Pemeriksaan ini akan dianjurkan jika hasil pap smear menunjukkan adanya sel serviks abnormal atau jika pemeriksaan HPV terbukti positif. Dengan kolposkopi, dapat dipastikan ada atau tidaknya CIN dan tingkat keparahannya.

Kolposkopi umumnya dilakukan oleh dokter spesialis dalam waktu 15-20 menit. Untuk menjalani proses ini, Anda akan diminta untuk berbaring dengan posisi kaki mengangkang. Dokter akan memasukkan alat yang disebut spekulum untuk melihat dinding vagina dan serviks.

Cuka (asam asetat) atau yodium (larutan Lugol) digunakan untuk membuat sel-sel abnormal dapat terlihat lebih jelas. Jika ditemukan, maka dokter akan mengambil sampel jaringannya. Proses pengambilan ini disebut biopsi. Sampel jaringan ini kemudian akan dianalisis dengan mikroskop.

Kolposkopi umumnya akan mendatangkan kemungkinan hasil sebagai berikut:

  • Tidak ditemukan CIN pada jaringan leher rahim setelah larutan yodium atau cuka dioleskan.
  • Cuka atau yodium menunjukkan adanya sel abnormal tapi bukan CIN. Justru yang terjadi adalah akibat infeksi atau gangguan lain selain kanker serviks.
  • Setelah dilakukan biopsi, sampel tidak menunjukkan adanya sel abnormal.
  • Hasil biopsi menunjukkan adanya sel abnormal yang dapat berpotensi menjadi kanker serviks.

Jika hasil biopsi menemukan adanya sel abnormal yang berpotensi kanker atau CIN, maka perlu dilakukan penanganan lebih lanjut.

Penanganan Cervical Intra-epitheial Neoplasia/CIN

Hasil pemeriksaan dapat dikategorikan berdasarkan ketebalan permukaan leher rahim yang mengalami perubahan sel, yaitu:

  • CIN 1: sepertiga ketebalan permukaan jaringan leher rahim terinfeksi. Umumnya perubahan sel ini dapat kembali normal tanpa penanganan apa pun. Jika diputuskan untuk tidak ditangani, Anda akan dianjurkan untuk menjalani pap smear lagi untuk memastikan sel kembali normal.
  • CIN 2: dua pertiga ketebalan permukaan serviks mengandung sel tidak normal.
  • CIN 3: seluruh permukaan jaringan leher rahim telah mengalami perubahan.

Setelah dinyatakan positif, pada umumnya sel abnormal akan diangkat atau dihancurkan.Pengangkatan dilakukan dengan cara-cara berikut ini.

  • Large loop excision of the transformation zone (LLETZ)prosedur pengangkatan jaringan yang mengandung sel-sel abnormal menggunakan kawat panas.
  • Biopsi kerucut: prosedur mengangkat bagian jaringan leher rahim dalam bentuk kerucut dengan pisau bedah.
  • Trakelektomi atau histerektomi. Trakelektomi adalah pengangkatan leher rahim atau serviks, namun rahim tetap pada tempatnya. Sedangkan histerektomi adalah operasi pengangkatan serviks dan rahim sepenuhnya.

Sementara penghancuran sel abnormal dilakukan dengan cara berikut ini.

  • Terapi laserMengarahkan sinar laser secara langsung untuk menghancurkan area abnormal pada leher rahim.
  • Koagulasi/penggumpalanMenggunakan terapi panas untuk menghancurkan sel abnormal.
  • CryotherapySel abnormal dihancurkan dengan cara dibekukan. Namun prosedur ini paling jarang dilakukan karena keefektifannya paling rendah.

Semua proses di atas dijalankan di bawah pengaruh bius lokal atau bius total.

Umumnya penanganan ini berhasil mencegah munculnya kanker servis. Namun pada beberapa kasus, tetap ada kemungkinan sel abnormal muncul kembali. Maka 6 bulan setelah terapi, Anda disarankan untuk menjalani pemeriksaan kembali. Jika ketidaknormalan kembali terdeteksi, Anda perlu kembali menjalani kolposkopi dan perawatan lebih lanjut jika memang diperlukan.

sumber : alodokter.com