Pemeriksaan Ketika Mengalami Gangguan Menstruasi

Terdapat lima gangguan menstruasi yang paling sering muncul yaitu, oligomenore (jangka waktu haid terlalu lama), polimenore (terlalu sering haid), hipermenorea Idarah haid terlalu banyak), hipomenora (darah haid terlalu sedikit), dan amenore (tidak haid sama sekali). Gangguan menstruasi tersebut setidaknya menjadi peringatan kepada para wanita, karena hal tersebut bisa menjadi penyebab penyakit. 

Ada dua penyebab utama gangguan menstruasi. Pertama, kelainan organ seperti mioma, kanker atau polip. Kedua, kelainan hormonal. Dari kelima gangguan menstruasi diatas, ada yang berbahaya ada yang tidak berbahaya. Oligomenore tidak berbahaya, namun perempuan dapat memiliki potensi sulit hamil, karena tidak terjadi ovulasi. Polimenore dan hipermenore adalah gangguan menstruasi yang berbahaya. Terlalu sering haid (polimenore), misalnya 2 minggu sekali, dapat menyebabkan anemia. Begitu juga dengan hipermenore dapat menyebabkan anemia.

Polimenore dan hipermenore juga berhubungan dengan gangguan bekuan darah dan mioma. Polimenore yang terkait dengan gangguan hormonal, dapat terjadi pada perempuan yang mengalami peralihan dari masa subur ke masa menopause. Polimenore juga dapat terjadi pada perempuan muda menjelang haid pertama kali. Perempuan obesitas juga terkadang mengalami polimenore. Factor penyebab hipermenore adalah mioma uteri, polip endometrium, endometritis, dan lain-lain.

Suntik KB dapat menyebabkan oligomenore maupun amenore. Jika tidak menggunakan KB pil ato suntik, oligomenore berhubungan dengan penyakit polikistik ovarium. Yang menyebabkan perempuan tidak dapat menghasilkan sel telur, sehingga tidak terdaji ovulasi yang pada akhirnya dapat menimbulkan gangguan hormone, akibatnya jangka waktu haid sangat lama.

Perempuan dikatakan amenorea jika tidak menstruasi lebih dari 5 bulan sejak menstruasi terakhir. Amenore dibagi menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Amenore primer terjadi pada perempuan yang tidak pernah mendapatkan haid, sedangkan amenorea sekunder terjadi pada orang yang pernah mendapatkan haid, tapi kemudian berhenti karena anovulasi. Amenore primer biasanya disebabkan oleh gangguan dari lahir. Sedangkan amenore sekunder dapat disebabkan karena kehamilan, penggunaan KB, dan lain-lain.

Pemeriksaan apa yang harus dilakukan?

  1. Riwayat kesehatan rinci, dapat mendeteksi penyebabnya dan memberikan informasi secara akurat.
  2. Pemeriksaan fisik yang komprehensif, untuk memahami apakah terdapat penyakit sistemik yang serius.
  3. Pemeriksaan panggul untuk deteksi awal apakah terdapat malformasi genital, tumor atau peradangan.
  4. Pemeriksaan tambahan :
  • B-USG : deteksi kondisi rahim, ovarium, dan panggul.
  • Sitologi : untuk pemeriksaan fungsi ovarium serta menghilangkan lesi ganas.
  • Biopsy : untuk menentukan jenis penyakit, lebih sering digunakan untuk mendiagnosis tumor.
  • Penentuan endokrin : dapat digunakan untuk mengukur gonadotropin hipofisis, prolaktin, ovarium, tiroid, dan hormon adrenal. Secara klinis untuk memahami fungsi ovarium dapat menggunakan cara pap smear vagina, mucus serviks, suhu tubuh basal, dan biopsi endometrium.
  • X-Ray, pemeriksaan uterin lipiodol dapat digunakan untuk memahami kondisi rongga rahim, apakah terdapat fibroid mukosa atau polip. Juga untuk memahami apakah terdapat tumor hipofisis.
  • Laparoskopi dan histeroskopi: untuk mendeteksi lesi uterine serta panggul.
  • Pemeriksaan fungsi hati, ginjal, serta aliran darah. Lakukan pemeriksaan kromosom bila diperlukan.

Bagaimana cara pemulihan gangguan menstruasi?

  1. Konsumsi makanan gizi seimbang: kurangi asupan makanan asin dan manis, serta kafein. Kurangi merokok, banyak konsumsi sayuran hijau, buah, daging bebek, ikan, dan makanan bervitamin.
  2. Jaga suhu tubuh tetap hangat: menjaga tubuh tetap dalam keadaan hangat dan memperlancar peredaran darah, relaksasi otot, perbanyak minum air, juga bisa mengompres perut dengan botol air yang diisi dengan air hangat selama beberapa menit dan usahakan untuk tidak menggunakan AC.
  3. Perbanyak olahraga : perbanyak olahraga terutama pada saat beberapa hari sebelum datang haid sehingga saat Anda datang menstruasi tidak akan terasa sakit. Olah raga yang bisa dilakukan seperti senam yoga.
  4. Perhatikan kebersihan : Perhatikan kebersihan genital. Saat menstruasi berlangsung jangan melakukan hubungan badan. Jaga tubuh dalam keadaan hangat, jangan sampai masuk angin, jangan terlalu lelah. Usahakan untuk kurangi makanan yang mengandung banyak glukosa.
  5. Mandi dengan air mineral : Tambahkan 1 cangkir garam dan 1 cangkir natrium bikarbonat ke dalam bak mandi. Berendam dalam bath tup yang berisi air panas selama 20 menit. Berfungsi sebagai relaksasi otot, menghangatkan serta mengurangi dismenore.
  6. Tambahkan asupan mineral : Untuk meredakan dismenorrhea, kalsium, kalium dan magnesium mineral, juga dapat membantu meredakan dismenore.