Siapa Yang Lebih Beresiko Terkena Kanker Serviks?

Walaupun merupakan kanker yang dapat dicegah, kanker serviks telah menyerang 300.000 wanita di seluruh dunia setiap tahunnya. Kasus kanker serviks umumnya terjadi pada wanita usia 35 – 54 tahun, dan 20% kasus yang terjadi juga menyerang wanita usia 65 tahun. Memang, kasus ini jarang terjadi pada wanita usia di bawah 20 tahun. Namun, dengan semakin meningkatnya kasus HPV pada wanita usia muda, mereka pun memiliki resiko terkena kanker serviks di masa yang akan datang. Bagaimana dengan Anda? Siapa yang lebih beresiko terkena kanker serviks?

Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang bekembang di organ leher rahim, tepatnya bagian bawah rahim yang merupakan pintu masuk dari lubang vagina. Penyebab utamanya adalah Human Papilloma Virus (HPV), di mana berdasarkan data penelitian 99.7% pasien kanker serviks memiliki virus ini.

Sebenarnya, semudah apa kita terinfeksi virus HPV?

Virus ini merupakan virus paling umum yang ditularkan melalui kontak langsung (umumnya kontak seksual). Sedemikian umumnya sehingga 50 – 80% wanita yang telah melakukan kontak seksual pernah terinfeksi HPV. Virus ini dapat menyerang siapa saja baik pria maupun wanita yang pernah melakukan kontak seksual baik dengan pasangan tunggal maupun lebih dari 1 orang. Studi terhadap remaja di Inggris yang berusia 15 – 19 tahun yang hanya punya satu pasangan seksual, menunjukkan tingkat infeksi HPV mencapai 46%. Jadi, siapapun yang telah melakukan kontak seksual berisiko terkena infeksi HPV.

Apakah jika kita terinfeksi HPV kita akan langsung terkena kanker serviks?

Seperti infeksi virus lainnya, daya tahan tubuh atau imunitas yang baik dapat menghilangkan keberadaan virus. Data menyebutkan 80 – 90% infeksi HPV dapat sembuh dengan sendirinya dengan daya tahan tubuh yang baik. Sebaliknya, infeksi HPV yang menetap (persisten) dapat menyebabkan perubahan sel serviks ke arah pra-kanker dan jika dibiarkan akan berkembang menjadi kanker dalam waktu 10 – 20 tahun.

Apa gejalanya jika kita terinfeksi HPV?

Sayangnya infeksi HPV tidak memberikan gejala apapun, sehingga kita hanya mengetahuinya jika kita melakukan pemeriksaan skrining untuk deteksi dini. Jangankan infeksi HPV, kanker serviks pun tidak memberikan gejala apapun sebelum stadium lanjut. Keluhan umumnya baru timbul pada kanker serviks stadium 2B, dimana kanker sudah menyebar. Pada stadium lanjut, pasien kanker serviks biasanya akan mengalami perdarahan ataupun keputihan yang tidak normal dari vagina, seperti perdarahan sesudah berhubungan intim. Namun, masih diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter untuk memastikan kembali apakah kondisi ini merupakan gejala dari kanker serviks atau penyakit lainnya

Lalu, siapa yang berisiko terkena kanker serviks?

Wanita yang memiliki gaya hidup seperti berikut, perlu waspada akan resiko kanker serviks pada diri mereka:

  • Hubungan seksual pertamanya dilakukan pada usia muda
  • Berganti-ganti pasangan
  • Merokok
  • Memiliki daya tahan tubuh atau sistem imun yang rendah
  • Penggunaan obat penunda kehamilan dalam jangka waktu lama (lebih dari 5 tahun)

Jadi, karena kanker serviks maupun infeksi HPV tidak menimbulkan tanda dan keluhan, diperlukan pemeriksaan skrining rutin untuk mendeteksi timbulnya penyakit secara dini. Kabar baiknya, jika infeksi HPV terdeteksi pada tahap pra-kanker maka dapat dilakukan prosedur sederhana agar Anda tercegah dari kanker serviks

sumber : dr. Virgi Saputra dan dr. Angela Cecilia