Tidak Bisa Menahan Buang Air Kecil Setelah Melahirkan, Kenapa ya?

Tidak bisa menahan buang air kecil atau inkontinensia urine setelah melahirkan ternyata banyak dialami oleh banyak orang. Ada beberapa jenis inkontinensia urine, antara lain:

  • Stress inkontinensia. Terjadi ketika urine bocor saat kandung kemih mengalami tekanan, seperti ketika batuk atau tertawa.
  • Urge inkontinensia. Terjadi ketika Anda tidak mampu menahan buang air kecil saat muncul keinginan untuk berkemih.
  • Overflow inkontinensia (chronic urinary retention). Ketika Anda tidak bisa sepenuhnya mengosongkan kandung kemih, yang menyebabkan urin sering bocor.
  • Total inkontinensia. Ketika kandung kemih tidak bisa menyimpan urin sama sekali, yang menyebabkan Anda sering melepas urin atau urin sering bocor.

Penyebab Tidak Bisa Menahan Buang Air Kecil Setelah Melahirkan

Stress Inkontinensia terjadi biasanya karena lemah atau rusaknya otot yang digunakan untuk mencegah buang air kecil, seperti otot dasar panggul dan urethral sphincter. Urge inkontinensia bisa disebabkan aktivitas berlebih pada otot detrusor, yang mengontrol kandung kemih.

Overflow inkontinensia disebabkan oleh sumbatan pada kandung kemih, sehingga tidak terjadi pengosongan urin. Sedangkan total inkontinensia disebabkan oleh masalah dengan kandung kemih akibat melahirkan, cedera pada tulang belakang, atau bladder fistula.

Stress inkontinensia, terutama pada wanita, sering disebabkan oleh perubahan fisik pada tubuh. Perubahan ini termasuk:

  • Kehamilan dan melahirkan
  • Menstruasi
  • Menopause
  • Pembedahan panggul
  • Masalah dengan otot kandung kemih
  • Otot lemah di sekitar kandung kemih.

Fakto Yang Membuat Ibu Lebih Berisiko Tidak Bisa Menahan Buang Air Kecil Setelah Melahirkan diantaranya:

  • Usia. Meski inkontinensia urine bukan menjadi akibat dari penuaan usia, perubahan fisik karena penambahan usia, seperti melemahnya otot, bisa membuat Anda lebih rentan mengalami inkontinensia urine. Tapi inkontinensia urine bisa terjadi pada usia berapa saja.
  • Jenis cara melahirkan. Wanita yang lahiran normal lebih mungkin mengalami inkontinensia urine dibanding wanita yang melahirkan melalui operasi caesar. Wanita yang melahirkan dengan bantuan forcep untuk melahirkan bayi yang sehat lebih cepat juga beresiko lebih besar mengalami inkontinensia urine. Tapi wanita yang melahirkan melalui bantuan vakum tidak beresiko lebih tinggi mengalami inkontinensia.
  • Berat badan. Orang yang kelebihan berat badan atau obes lebih beresiko mengalami inkontinensia. Berat berlebih meningkatkan tekanan pada organ perut dan panggul.
  • Bedah panggul sebelumnya. Hysterectomy (prosedur bedah) pada wanita dan bedah untuk kanker prostat pada pria bisa mengubah fungsi kandung kemih, sehingga resiko inkontinensia menjadi lebih tinggi.

Semoga bermanfaat!